CIRI-CIRI MASYARAKAT
TRADISIONAL
Tradisonal berasal dari bahasa latin yaitu “Traditum” yang memiliki makna Transmitted yaitu pewarisan sesuatu dari sutu generasi ke generasi berikutnya.
Ciri-ciri masyarakat tradisional menurut Talcott Parson :
1. Afektifitas : yaitu hubungan antar anggota masyarakat didasarkan pada kasih saying.
2. Orientasi kolektif yaitu lebih mengutamakan kepentingan kelompok/kebersamaan.
3. Partikularisme yaitu segala sesuatu yang ada hubungannya dengan apa yang khusus berlaku untuk suatu daerah tertentu saja, ada hubungannya dengan perasaan subyektif dan rasa kebersamaan.
4. Askripsi yaitu segala sesuatu yang dimiliki diperoleh dari pewarisan generasi sebelumnya.
5. Diffuseness ( kekaburan ) yaitu dalam mengungkapkan sesuatu dengan tidak berterus-terang.
Tambahan:
1. Masyarakat yang terikat kuat dengan tradisi.
2. Masyarakatnya homogen ( hampir dalam segala aspek).
3. Sifat pelapisan sosialnya “tertutup “
4. Mobilitas sulit terjadi.
5. Perubuhan terjadi secara lambat.
6. Masyarakatnya cenderung tertutup terhadap perubahan.
1. Masyarakat yang terikat kuat dengan tradisi.
2. Masyarakatnya homogen ( hampir dalam segala aspek).
3. Sifat pelapisan sosialnya “tertutup “
4. Mobilitas sulit terjadi.
5. Perubuhan terjadi secara lambat.
6. Masyarakatnya cenderung tertutup terhadap perubahan.
CIRI-CIRI
MASYARAKAT MODERN
Kata Modern berasal dari bahasa latin “ Modo” = cara dan “ Ernus” = masa kini. Menurut Talcott Parson :
1. Netralitas efektif yaitu bersikap netral, bahkan dapat menuju sikap tidak memperhatikan ol/ling.
2. Orientasi diri yaitu lebih mengutamakan kepentingan diri sendiri.
3. Universalisme yaitu menerima segala sesuatu dengan obyektif.
4. Prestasi yaitu masyarakatnya suka mengejar prestasi.
5. Spesifitas yaitu berterus terang dalam mengungkapkan segala sesuatu.
Kata Modern berasal dari bahasa latin “ Modo” = cara dan “ Ernus” = masa kini. Menurut Talcott Parson :
1. Netralitas efektif yaitu bersikap netral, bahkan dapat menuju sikap tidak memperhatikan ol/ling.
2. Orientasi diri yaitu lebih mengutamakan kepentingan diri sendiri.
3. Universalisme yaitu menerima segala sesuatu dengan obyektif.
4. Prestasi yaitu masyarakatnya suka mengejar prestasi.
5. Spesifitas yaitu berterus terang dalam mengungkapkan segala sesuatu.
Menurut Alex Inkeles manusia modern memiliki cirri-ciri sebagai
berikut:
1. Menerima hal-hal baru.
2. Menyatakan pendapat baik tentang lingkungannya sendiri maupun luar.
3. Menghargai waktu.
4. Memiliki perencanaan dan pengorganisasian.
5. Percaya diri
6. Perhitungan
7. Menghargai harkat hidup orang lain
8. Lebih percaya pada ilmu pengetahuan dan teknologi.
9. Menjunjung tinggi suatu sikap dimana imbalan sesuai dengan prestasi yang diberikan.
1. Menerima hal-hal baru.
2. Menyatakan pendapat baik tentang lingkungannya sendiri maupun luar.
3. Menghargai waktu.
4. Memiliki perencanaan dan pengorganisasian.
5. Percaya diri
6. Perhitungan
7. Menghargai harkat hidup orang lain
8. Lebih percaya pada ilmu pengetahuan dan teknologi.
9. Menjunjung tinggi suatu sikap dimana imbalan sesuai dengan prestasi yang diberikan.
Tambahan
:
1. Masyarakatnya heterogen.
2. System pelapisan sosialnya terbuka
3. Mobilitas sosialnya tinggi
4. Melakukan tindakan secara rasional.
5. Tidak terikat pada tradisi/adat.
1. Masyarakatnya heterogen.
2. System pelapisan sosialnya terbuka
3. Mobilitas sosialnya tinggi
4. Melakukan tindakan secara rasional.
5. Tidak terikat pada tradisi/adat.
Syarat-syarat modernisasi:
1. Berfikir ilmiah ( scientific thinking )
2. System administrasi Negara yang baik.
3. System pengumpulan data yang baik.
4. Penciptaan iklim yang menyenangkan ( favourable )
5. Tingkat organisasi yang tinggi.
6. Social planning yang baik
1. Berfikir ilmiah ( scientific thinking )
2. System administrasi Negara yang baik.
3. System pengumpulan data yang baik.
4. Penciptaan iklim yang menyenangkan ( favourable )
5. Tingkat organisasi yang tinggi.
6. Social planning yang baik
Beberapa
Contoh Perbedaan yang paling terlihat antara masyarakat tradisional dan modern
:
* Pakaian
Banyak Masyarakat Kota, yang tidak mempunyai rasa malu, dengan membuka auratnya di depan umum (Khalayak ramai)
Sedangkan masyarakat desa cenderung malu dan tidak suka berpakaian terbuka
Banyak Masyarakat Kota, yang tidak mempunyai rasa malu, dengan membuka auratnya di depan umum (Khalayak ramai)
Sedangkan masyarakat desa cenderung malu dan tidak suka berpakaian terbuka
* Kepedulian
Masyarakat desa masih kental akan budaya gotong royongnya, rasa kebersamaan di antara anggota masyarakat masih sangat kental. Berbeda dengan masyarakat kota yang cenderung tidak peduli dengan lingkungan sekitarnya.
Bahkan dalam masyarakat pedesaan,ketika kita ingin membangun rumah atau merenovasi rumah kita tidak perlu membayar kuli bangunan untuk mengerjakannya karena biasanya para tetangga sekitar bersedia membantu melakukannya.
Masyarakat desa masih kental akan budaya gotong royongnya, rasa kebersamaan di antara anggota masyarakat masih sangat kental. Berbeda dengan masyarakat kota yang cenderung tidak peduli dengan lingkungan sekitarnya.
Bahkan dalam masyarakat pedesaan,ketika kita ingin membangun rumah atau merenovasi rumah kita tidak perlu membayar kuli bangunan untuk mengerjakannya karena biasanya para tetangga sekitar bersedia membantu melakukannya.
Kepedulian
di antara angoota masyarakat di pedesaan sangat kental. Bisa kita lihat ketika
salah satu anggota masyarakat di desa ada yang sakit biasanya banyak yang
menjenguk. Berbeda dengan di kota yang hanya memikirkan diri sendiri tanpa
peduli dengan kehidupan sekitarnya.
* Cara Berfikir
Dalam masyarakat desa masih kental dengan budaya-budaya yang berbau gaib. Maka dari itu untuk masyarakat pedesaan yang seperti itu biasanya sangat tertutup dan sulit menerima kebudayaan modern. Cara berfikir mereka biasanya berhubungan dengan mitos-mitos atau cerita leluhur yang adakalanya sangat tidak masuk akal. Sedangkan masyarakat kota cenderung berfikir secara logika dan sulit menerima hal-hal yang bersifat tahayul/gaib.
Dalam masyarakat desa masih kental dengan budaya-budaya yang berbau gaib. Maka dari itu untuk masyarakat pedesaan yang seperti itu biasanya sangat tertutup dan sulit menerima kebudayaan modern. Cara berfikir mereka biasanya berhubungan dengan mitos-mitos atau cerita leluhur yang adakalanya sangat tidak masuk akal. Sedangkan masyarakat kota cenderung berfikir secara logika dan sulit menerima hal-hal yang bersifat tahayul/gaib.
Contohnya
cara pengobatan di desa dan kota berbeda. Di desa biasanya masih mampercayain
cara pengobatan lama sedangkan di kota lebih percaya akan peralatan pengobatan
yang canggih.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar